Perkiraan akan terjadinya krisis pangan akibat perubahan iklim yang ekstrim dan dampak perang Rusia-Ukraina telah melanda beberapa negara di dunia. sebanyak 107 negara kena imbasnya. Dampak krisis saat ini sudah terasa seperti : kelangkaan bahan pangan, harga pangan meningkat hingga 20%, harga pakan ternak naik 8-22%, maupun jumlah kekurangan gizi bertambah. Diperkirakan sebanyak 554 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrim dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
Menyikapi hal tersebut, pada senin, 24 Oktober 2022 bertempat di Hotel Jelita Tanjung, Bappedalitbang bekerjasama dengan DKPPTPH Tabalong melaksanakan Focus Grup Discussion (FGD) dengan mengundang berbagai stakeholder yang konsern pada pertanian. FGD ini bertemakan "Mematutakan Pemanderan Manyiapkan Pertanian Tabalong untuk Mendukung Stabilitas Inflasi Daerah Dalam Menghadapi Krisis Pangan Dunia". Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Tabalaong (Dr. H. Anang Syakhfiani, M.Si). Dalam sambutannya beliau pun menekankan pada pentingnya tata kelola pertanian agar kebutuhan pangan daerah terpenuhi. Disisi lain, pembangunan Ibukota Negara di Kalimantan Timur juga menjadi peluang bagi Tabalong untuk menyuplai kebutuhan pangan, dimana diperkirakan akan ada 200 ribu tenaga kerja yang akan bekerja di IKN.
Narasumber FGD adalah Prof. DR. Ir. H. Luthfi Fatah, MS dari Universitas Lambung Mangkurat. Dalam paparannya, beliau menyimpulkan bahwa dalam rangka mendukung stabilitas inflasi daerah dan menghadapi krisis pangan serta untuk menyuplai kebutuhan pangan di IKN, Tabalong harus menyiapkan kawasan-kawasan hortikultura dan mengoperasionalkan terminal/pasar agribisnis secara aktif.
Dalam acara ini turut hadir anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, (Firman Yusi), Wakil Ketua DPRD Tabalong (H. Jurni, SE) Ketua Komisi I (H.Supriani, S.Pd) Kabid Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, Petani milenial, Perhiptani, dan para insan pertanian Tabalong. (jel)